Selasa, 25 Februari 2014

Pantai Sulamandaha, Ternate.



IRNewscom | Kendari: POTENSI wisata laut dan situs bersejarah peninggalan kolonialisme di Provinsi Maluku Utara menjanjikan bagi wisatawan, namun minim promosi.
Pemerhati wisata Maluku Utara Amiruddin dari Kendari, kepada Antara, Rabu (27/03) mengatakan, pulau-pulau kecil, terumbu karang, pantai berpasir putih dan benda bersejarah peninggalan kolonialisme menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Maluku Utara tersohor di dunia. Dikenal dengan kerajaan Tidore dan hasil rempah-rempah seperti cengkih dan pala. Pulau Morotai pangkalan akhir kekuatan Portugis dikenal di dunia," kata Amiruddin yang juga Kepala Kantor Search And Rescue (SAR) Maluku Utara.
Pemerintah daerah Provinsi Maluku dan pemerintah kabupaten dan kota diharapkan memiliki kebijakan politik yang berpihak pada sektor wisata karena menjanjikan untuk pendapatan daerah tersebut.
Sumber pendapatan tidak hanya dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menikmati pesona laut dan situs bersejarah tetapi menghadirkan para ahli untuk melakukan penelitian di Maluku Utara.
"Potensi wisata dan situs bersejarah di Maluku Utara harus dijual baik dalam negeri maupun ke luar negeri. Dijual dalam artian dipromosikan atau dikampanyekan sehingga para ahli maupun wisatawan tertarik datang ke Maluku Utara," kata Amiruddin.
Keragaman biota laut Maluku Utara tidak kalah dengan Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Raja Ampat di Papua Barat dan Beraw Kalimantan Timur.
Bahkan, benda bersejarah peninggalan perang dunia ke II tidak kalah menarik untuk dijadikan obyek penelitian maupun wisata. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar