Selasa, 25 Februari 2014
Benteng Victoria
Benteng Victoria terletak di Kecamatan Sirimau, Kotamadya Ambon, Provinsi Maluku.
Karena terletak tepat di tengah kota, maka pengunjung dapat langsung jalan kaki ke arah timur sejauh 300 meter dari Terminal Mardika.
Di depan benteng terdapat kafe-kafe tenda yang menjual berbagai makanan kecil khas Ambon.
Benteng Victoria merupakan tempat bersejarah yang terletak tepat di pusat kota Ambon. Benteng tertua di Ambon ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1775, yang selanjutnya diambil alih oleh Belanda. Belanda kemudian menjadikan benteng ini sebagai pusat pemerintahan untuk mengeruk harta kekayaan masyarakat pribumi, berupa rempah-rempah yang melimpah di bumi Maluku.
Di dalam benteng dapat ditemui sisa-sisa meriam berukuran raksasa. Di beberapa kamar terdapat patung berukir terbuat dari kayu pilihan, peta perkembangan kota Ambon dari abad XVII hingga abad IX, dan beberapa koleksi lukisan para administratur Belanda di Maluku. Dengan melihat peninggalan ini pengunjung dapat merekam sejarah lahir dan berkembangnya kota Ambon.
Sedangkan ruas jalan di sisi depan benteng atau yang disebut “Boulevard Victoria” menghubungkan langsung ke arah bibir Pantai Honipopu. Tepat di depan benteng, dapat langsung menyaksikan Teluk Ambon yang sangat indah di saat senja hari, khususnya ketika matahari mulai tenggelam.
Sejarah
Pada masa pemerintahan Belanda, benteng ini berfungsi strategis, yakni sebagai pusat pemerintahan kolonial. Di depan benteng terdapat pelabuhan yang digunakan sebagai jalur perhubungan laut antar pulau. Melalui pelabuhan ini pula kapal-kapal Belanda mengangkut hasil rempah-rempah untuk didistribusikan ke beberapa negara di benua Eropa. Bersebelahan dengan benteng ini, juga terdapat pasar yang menjadi tempat untuk mempertemukan komunitas para pedagang pribumi. Benteng ini juga digunakan sebagai tempat pertahanan dari berbagai serangan masyarakat pribumi yang melakukan perlawanan. Dan, tepat di depan benteng inilah pahlawan nasional bernama Pattimura digantung, yakni pada tanggal 6 Desember 1817.
Pada tanggal 25 April 1950, golongan separatis yang dipimpin oleh DR. Robert Steven Soumokil memproklamasikan “Republik Maluku Selatan” (RMS). Uluran tangan pemerintah untuk mencari penyelesaian secara damai ditolak oleh pihak RMS. Karena itu pemerintah RI melancarkan operasi militer ke Maluku yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang. Pendaratan pertama dilakukan di Namlea, Pulau Buru pada tanggal 14 Juli 1950. Sesudah itu diduduki Pulau Tanimbar, kepulauan Aru Kei dan pulau-pulau kecil lainnya. Pada tanggal 28 September 1950 pasukan mendarat di pulau Ambon. Dalam pertempuran jarak dekat untuk merebut benteng Nieuw Victoria pada tanggal 3 Nopember 1950 di kota Ambon, Group pimpinan Letnan II Kolonel Slamet Riyadi gugur, tetapi seluruh kota dapat di kuasai Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Dengan jatuhnya kota Ambon, kekuatan pokok RMS berhasil dipatahkan [wikipedia].
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar